Sabtu, 02 Agustus 2008

About Mind

Keberhasilan seseorang tidak selalu ditentukan oleh tinggi dan besarnya badan, gelar kesarjanaan, jumlah koneksi, atau latar belakang keluarga, meskipun hal itu kadang mempengaruhi. Keberhasilan seseorang ditentukan oleh kapasitas berpikir dan apa yang diyakininya sebagai benar.
Menurut Edward De Bono tujuan berfikir tidak hanya mengumpulkan informasi, tetapi juga menemukan cara-cara terbaik untuk menggunakan informasi yang telah dikumpulkan. Sekedar mengumpulkan informasi, tidak dapat dikatakan berfikir. Otak bukan sebagai gudang informasi, tetapi sebagai alat yang ampuh untuk berfikir.
Ketika ditanya, ”Tahukah anda, dalam satu joule ada berapa watt ?”. Albert Einstein menjawab: “Tidak tahu. Mengapa aku harus menjejali otak dengan fakta-fakta yang dapat segera kuperoleh dari buku ?”.
Einstein sangat mengetahui betapa pentingnya berfikir. Hal ini harusnya kita pahami sebagai generasi muda, bahwa menjejali pikiran dan otak kita dengan hal-hal yang notabene hapalan itu harusnya hanya bersifat untuk menambah kemampuan kita untuk berfikir. Ambil contoh kita waktu Sekolah Dasar dulu diajari untuk hapalan perkalian, itu tujuannya untuk mempermudah kita menyelesaikan soal-soal matematik lainnya.
Ada beberapa kiat agar kita dapat memperbesar kapasitas berfikir dan berkeyakinan. Antara lain :

Pertama
Percaya ada hukum sebab-akibat. Setiap kejadian terjadi karena suatu sebab. Gunakan pikiran untuk mendapatkan sebab yang menyebabkan akibat tertentu. Di dalam Al Qur’an "Falyartaquu fil Asbaab” artinya “Maka hendaklah mereka naik pada sebab-sebab (Q.S. Shad :10). Setelah sebab-sebab itu dijumpai, maka hendaklah diikuti. “Maka ikutilah sebab-sebab itu" (Q.S.18:85).

Kedua Selalu berfikir positif. Merasa tidak yakin adalah kekuatan yang negatif. Ragu -ragu atau ketidak yakinan akan membuat pikiran kita mencari alasan untuk menyokong ketidak yakinan itu. Perasaan tidak yakin yang merupakan kemauan bahwa, sadar untuk gagal dan tidak sungguh-sungguh menginginkan kesuksesan, bertanggung jawab sepenuhnya terhadap banyak kegagalan. Pikiran positif yang diiringi tindakan, tak pernah memberikan hasil negatif. Islam melarang seorang muslim itu berputus asa (Q.S.12:87; 15:55,56), Dan Islam mengajarkan agar setiap muslim itu berbaik sangka/husnudhzon "ana inda dhonni 'abdi bii" artinya “Aku terletak pada prasangka hamba-Ku” (hadits Qudsi).

Ketiga Berpikir kreatif. Berpikir kreatif artinya menemukan cara yang lebih baik dalam melakukan apapun. Ada beberapa cara meningkatkan kreativitas
  • Hilangkan kata-kata “tidak mungkin”, “tak ada gunanya di coba”, “terlalu banyak kendala”, dan “tidak akan jalan”, dari benak kita.
  • Berani mencoba cara - cara dan hal - hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
  • Bertanya pada diri, “Bagaimana caranya agar kita dapat melakukan lebih baik?”.
  • Dengarkan gagasan orang lain.
  • Banyak-banyak bergaul dengan orang-orang yang banyak memiliki gagasan sekalipun mereka berbeda profesi dengan kita.
  • Biasakan membaca, melihat, mendengar hal-hal yang mendorong kita menjadi kreatif.
Didalam Islam kesulitan itu tidak untuk dihindari, tetapi untuk dipecahkan, karena kesulitan itu sudah kodrati (Q.S. Al-Balad:4) “Laqad kholaknal Insaana fii kabad” artinya “ Sungguh Kami ciptakan manusia itu seiring dengan kesulitan”

Keempat, Berpikir besar. Setiap orang adalah produk dari apa yang dipikirkan dan diyakininya. Orang yang percaya bahwa ia adalah seorang yang berkualitas, akan melakukan pekerjaannya dengan penuh kualitas pula. Seorang yang yakin bahwa ia tidak penting, segala yang dikerjakannya menjadi tidak bernilai. Cara kerja prinsip ini cukup sederhana. Orang yang merasa bahwa pekerjaannya penting, mentalnya akan menerima sinyal-sinyal untuk mencari cara agar bekerja lebih baik. Hasilnya pun terlaksana dengan baik. Pola berfikir besar ini akan menjadi pemacu langkah maju.

Kelima Berfikir seperti seorang pemimpin. Jika kita ingin mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi, dibutuhkan dukungan dan kerjasama orang lain sehingga kemampuan memimpin merupakan syarat yang harus dipenuhi. Ada beberapa aturan main kepemimpinan yaitu: Bertukar pikiran dengan orang-orang yang akan dipengaruhi, Memikirkan cara-cara yang paling manusiawi dalam mengatasi masalah, Memikirkan kemajuan pekerjaan, keluarga, diri sendiri, maupun masyarakat. Berdialog dengan diri sendiri untuk melihat permasalahan, Mencari jalan keluar, Merencanakan tindakan yang akan diambil.

Keenam Bertindaklah begitu ada ide. Ide saja tidak akan membawa keberhasilan. Suatu ide baru berarti, bila diwujudkan dengan tindakan. Oleh sebab itu jangan menunggu sampai kondisi sempurna, karena saat seperti itu sulit didapatkan. Gunakan tindakan untuk mengatasi ketakutan dan memperoleh rasa percaya diri. Dengan melakukan apa yang ditakuti maka ketakutan pun akan sirna. Mulailah kerja mesin mental secara mekanis. Artinya, Jangan menunggu sampai mood menggerakkan kita. Sebaliknya, lakukan tindakan, dengan demikian kita akan menggerakkan mood.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Ho ho ho, informasi yang menarik. Aku juga, nanti, akan posting tentang akal.

Analisis fiqih

dwipa99 mengatakan...

posting aja "ANALISIS AKAL" nanti aku comment n kasih nilai A (itu kalo mampu he...he...he...)

Anonim mengatakan...

Mr. dwipa, I just wanna say I'm sorry. I have changed my Blogger Template. Because of that, all comment in my blog are lost.

Lastly, I still hope that you leave comment next time when visiting my blog. Thank's.

Regards
Analisis Fiqih

dwipa99 mengatakan...

It's OK Mr. NDARU, I'll leave my comments to your post in your blog, in every time I visiting yours.

Lastly, Don't erase my comment even it make you angry he...he...